Senin, 14 September 2015

PASIEN RSUD CENDERAWASIH, MAKAN JAGUNG REBUS

JOKOWI, PASTI MAKAN HATI
Jusuf Lanaji, Warga Desa Tungu, Korban Pembacokan, yang tercatat sebagai Pasien RSUD Cenderawasih Dobo. Setelah dilepas infusnya oleh petugas bertugas, tidak diberikan makanan lalu terpaksa pasien ini makan jagung rebus yang dibawa oleh keluarga dari rumah. (Foto.Doc. KARIBO)
Dobo,AI.- Sungguh malang nasib Presiden Jokowi dan Jusuf Lanaji (52). Betapa tidak, walau Jokowi sudah bersikeras agar program kesehatan untuk mengentas kemiskinan yang sudah terlanjur dikampanyekan dan diketahui publik luas, akhirnya kandas juga di tangan jajaran pelaksana program di tingkat bawah. Pasti Jokowi makan hati, jika mengetahui program Indonesia Sehat digagalkan anak buahnya sendiri. Demikian juga, Jusuf Lanaji, pria asal Desa Tungu, Kepulauan Aru, yang menderita akibat bacokan di dagu dan kepalanya, terpaksa harus makan jagung rebus, akibat miskin, dan tidak lagi diberikan makanan oleh petugas kesehatan yang bertugas jaga di ruang instalasi bedah, RSUD Cenderawasih, Dobo.

Kepada media ini, Dorkas Warkula, isteri jusuf lanaji, mengeluhkan tindakan para petugas kemanusiaan yang tidak manusiawi di Rumah Sakit milik Pemerintah Indonesia itu.
“Dorang suruh katong pulang paitua dari rumah sakit saja sudah dua kali, padahal suami balong bisa bajalang, masih stengah mati (sudah dua kali, mereka menyuruh kami bawa bapak keluar dari rumah sakit, padahal, bapak masih sakit, berjalan saja masih setengah mati-red). Suster datang, cuma badiri di muka pintu lalu bilang par beta, katanya dokter bilang bawa pasien kaluar dari ruangan bedah lalu pulang ke rumah saja, tapi suster su cabu jarum infus, padahal, paitua balong bisa makan bai-bai (Seorang Perempuan Perawat datang, berdiri di depan pintu ruangan bedah, mengatakan bahwa dokter bilang, bawa keluar pasien keluar dari rumah sakit, bawa ke rumah saja, tapi perawat sudah mencabut jarum infus, padahal, bapak belum bisa makan dengan baik karena luka bacok di dagunya-red).” Tutur Dorkas kesal.
Ketika ditanya, setelah infus dicabut dari pergelangan tangan suaminya, lalu pasien sudah makan atau belum, Dorkas menjawabnya dengan sopan dan bijaksana.
“Tadi siang, karna petugas seng kasih jatah makanan siang, jadi paitua su makan jagung yang katong bawa dari rumah (Siang tadi,karena petugas tidak memberikan jatah makan siang untuk pasien, jadi bapak sudah kami beri makan jagung rebus yang kami bawa dari rumah-red).” Tutup Dorkas, sambil menatap jendela ruangan yang berada tepat di depan tempat tidaur suaminya yang terbuka lebar tanpa penghalang, akibat tidak dipasangi kaca jendela.
Memang begitulah nasib orang miskin. Sudah miskin, sakit pula. Makanya, orang miskin dilarang sakit, agar tidak makan jagung di Rumah Sakit Pemerintah, seperti yang dialami Jusuf Lanaji. (AI-01)

Tidak ada komentar:

KAREL RIDOLOF LABOK (KARIBO). Diberdayakan oleh Blogger.

FOTO FACEBOOK