Sabtu, 02 Januari 2016

Kajati Prihatin PAD Aru Rp 8 Miliar Pertahun

Kajati Maluku, Chuk Suryosumpeno (Foto.Doc. Kabar Timur)
ARUISLANDSnew.- AMBON - Kepala Kejaksaan Tinggi Ma­lu­ku Chuk Suryosumpeno mengaku he­ran dan prihatin Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Kepulauan Aru ha­nya mencapai Rp 8 miliar per tahun.

Dia mengaku prihatin. Pasalnya, ada banyak perusahan besar yang beroperasi di­sana baik perikanan, maupun mutiara kendati jumlah PAD yang diraup peme­rintah rendah dari yang diharapkan.

“Di Aru banyak perusahan besar ber­operasi tapi PAD pertahun hanya Rp 8 miliar,”ungkap Kajati Suryosumpeno saat berdialog  bersama sejumlah pegawai PT Perikanan Nusantara usai penandatangan MoU tentang Perdata dan Tata Usaha Negara antara Kejati Maluku bersama PT Perikanan Nusantara (Persero) Cabang Ambon, Kamis (21/5).

Menurutnya, dibandingkan daerah lain di Maluku, PAD Kabupaten Aru ter­hi­tung kecil. Rata-rata jumlah PAD daerah di Maluku bisa mencapai puluhan mi­liar per tahun, Kota Ambon misalnya untuk tahun 2013 jumlah PAD Rp 72,6 miliar.

“Bila benar PAD Aru Rp 8 Miliar, saya prihatin, karena potensi kekayaan alam disana sangat besar.  Kan ada perusahan ikan besar, harusnya PAD juga besar atau meningkat gitu,” katanya menjawab Kabar Timur disela-sela acara itu.

Dia tak menampik jumlah PAD Aru yang minim pernah didengarnya. Menurut dia, mestinya daerah dengan kekayaan alam yang berlimpah seperti Aru incamonya  lebih besar dibanding daerah lain, bahkan harusnya PADnya mencapai angka triyunan rupiah. 

“Saya bukan ahli menghitung ya, tapi kalau mau dilihat seharusnya PAD-nya lebih besar dari delapan milar lainnya di Maluku karena banyak sekali perusahan besar yang beroperasi di Aru,” ungkapnya.
Untuk meningkatkan PAD Aru, imbau dia, butuh perhatian dan kerja keras semua instasi terkait di pemerintah daerah setempat guna mendorong peningkatan  PAD, sehingga kekayaan yang berlimpah di wilayah itu dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. 

“Ini tantangan  bagi semua instansi guna memajukan pertumbuhan ekonomi maupun pembangunan di Kabupaten,” imbaunya.

PAD Aru minim dan janggal ini memunculkan spekulasi jika selama ini ada oknum-oknum pejabat setempat yang sengaja mendapatkan keuntungan dari hasil pajak dan retribusi yang masuk ke kas daerah. 

Meski begitu dia menanggapi hal tersebut biasa saja, namun dia mengaku pihaknya akan memberikan perhatian khusus terhadap masalah Aru.”Nanti kita lihat. Hasilnya akan saya beritahu,” katanya tersenyum. 

PULAU KENARI

Sementara itu, Perusahaan Mutiara di Pulau Kenari milik Robert Sukendi alias Gie yang selama ini beroperasi di Kabupaten Aru, hingga menghasilakan “gurita bisnis” perusahaan mutiara dimana-mana patut untuk ditelusuri, pajak berikut retribusi yang selama ini masuk ke kas Pemerintah Kabupaten Aru.

“Ini menjadi tugas penting Kejaksaan Tinggi Maluku. Apakah Kajati berani mengobok-obok pajak berikut restribusi yang selama dibayarkan konglongmerat Maluku itu kepada Pemkab Aru. Atau tidak ada sama sekali dengan dalih regulasi pembayaran pajak dilakukan di pusat,” ungkap Amos salah satu warga Aru, kepada Kabar Timur, terpisah.

Menurut dia, Perusahaan Mutiara di Pulau Kenari telah menghasilkan kekayaan yang berlimpah bagi Robert Sukendi hingga menjadi salah satu konglomerat, kendati feedback untuk Kabupaten Aru tidak pernah terasa. 

“Coba diperiksa berapa banyak pajak dan retribusi masuk ke daerah dari perusahaan itu. Sementara yang kita tahu dalam satu tahun panen mutiara untuk diekspor dua kali dalam jumlah besar dengan omset yang bisa mencapai puluhan bahkan ratusan miliar,” beber dia.

Namun yang patut dipertanyakan, apakah hasil panen mutiara apakah ada pengawasan ataukah tidak. “Ini yang mestinya menjadi pekerjaan rumah “PR” bagi Pak Kajati Maluku, agar bisa membongkar skandal pajak di Kabupaten Aru,” bebernya. 

Itu pun, tambah dia, bisa berhasil jika Kajati Chuck Suryosumpeno punya orang kuat di pusat, jika tidak, maka pengusutan pajak dan retribusi di Kabupaten Aru ibarat membuang garam di laut, katanya menutup. (01-AI)

sumber: http://www.kabartimur.co.id

Tidak ada komentar:

KAREL RIDOLOF LABOK (KARIBO). Diberdayakan oleh Blogger.

FOTO FACEBOOK