Pendeta Jola Pollatu, Mitra PT. Bank Maluku di Desa Tungu, menggandeng pihak Bank untuk membantu umatnya memiliki tabungan (Foto.Doc.KARIBO) |
Dobo,AI.-
Kemiskinan di Kepulauan Aru, bukanlah kemiskinan akibat Orang Aru tidak mampu
mencari uang, atau mencari makan. Kemiskinan Orang Aru, lebih diakibatkan oleh
adanya ketidakmampuan untuk menyimpan uang sebagai investasi yang tersedia
setiap waktu bila dibutuhkan. Itulah kenapa kita banyak temui, anak-anak Aru
yang pergi melanjutkan pendidikan di luar daerah, seringkali terkendala dengan
uang, karena bila anak minta uang untuk biaya studi, kebanyakan orang tua baru
akan berusaha susah payah untuk menyediakannya setelah menerima kabar dari sang
anak yang membutuhkan uang. Tak jarang pula, hal ini mengakibatkan banyak anak
lalu putus sekolah bila tidak mampu bertahan.
Selain itu, masyarakat yang kurang merasa familiar dengan
urusan Bank, kadang merasa malu untuk masuk dan berurusan dengan bank
(bankable). Demikian pula halnya dengan masyarakat yang kadangkala merasa malu
jika pergi ke Bank, bila uang yang hendak ditabung hanya sedikit.
Untuk mengatasi masalah ini, kini di Kepulauan Aru, oleh PT.
Bank Maluku, meluncurkan produk barunya, TABUNGANKU. Produk ini memiliki
sejumlah keunggulan dibanding produk tabungan sejenis lainnya baik di Bank
Maluku, maupun Bank lainnya. Untuk membuka TABUNGANKU, masyarakat cukup membawa
setoran awal sebesar 20.000 rupiah, sedangkan untuk setoran selanjutnya,
minimal 10.000 rupiah saja masyarakat bisa menabung uangnya. Selain itu,
TABUNGANKU tidak dikenakan pajak jika nilai saldo tabungan belum mencapai
5.000.000 rupiah. Produk tabungan yang satu ini memang dirancang secara spesial
untuk urusan pendidikan anak. Modelnya hampir mirip celengan anak.
Sejak diluncurkan, PT. Bank Maluku Cabang Dobo, telah sukses
memasarkan produk ini hingga ke desa-desa di pelosok Aru. Hasilnya, TABUNGANKU
kini telah meraup uang dari masyarakat hingga totalnya mencapai lebih dari 4
milyar rupiah, dan jumlah ini terus meningkat dari waktu ke waktu, karena animo
masyarakat akan produk ini sangat tinggi. Kepala PT. Bank Maluku Cabang Dobo,
Johanis Mailoa, yang dikonfirmasi beberapa waktu lalu, mengatakan bahwa dirinya
sangat bersemangat bersama timnya untuk terus melakukan sosialisasi kepada
masyarakat dari Kota Dobo, hingga pelosok Desa. Selain itu, permintaan
masyarakat desa untuk didatangi petugas Bank Maluku, sangat tinggi, sementara
pihaknya memiliki petugas dan waktu yang sangat terbatas, sehingga hanya bisa
memanfaatkan hari liburan untuk mendatangi masyarakat desa. Hal ini juga yang
mengakibatkan pihaknya cukup kewalahan dalam menjawab permintaan dari
masyarakat ini.
“Saya bersama tim, sangat bersemangat untuk
mensosialisasikan TABUNGANKU kepada masyarakat hingga ke pelosok desa di Aru,
karena tingginya permintaan masyarakat akan produk ini. Kami cukup kewalahan
karena waktu dan tenaga kami sangat terbatas, sementara Aru ini merupakan
wilayah pulau-pulau yang harus dilayari lewat laut. Kami berusaha maksimal
untuk memanfaatkan waktu liburan saja, datangi masyarakat untuk sosialisasi
TABUNGANKU, tapi permintaan tinggi, waktu dan tenaga terbatas, ruang luas,
itulah yang membuat kami agak kewalahan. Walau demikian, kami akan tetap
berupaya untuk bekerja keras membantu masyarakat agar dapat memiliki tabungan
bagi kepentingan pendidikan anak-anak mereka.” Jelas Mailoa.
Ketika ditanya tentang desa mana saja yang telah didatangi
dan desa mana saja yang akan didatangi berikutnya, Mailoa menjawab bahwa Desa
yang sudah dilayani adalah baru di pesisir kota Dobo, sementara Desa lain yang
akan dilayani berikutnya adalah desa-desa yang jaraknya agak jauh dari kota
Dobo, semisal Desa Warialau, Desa Kumul, Desa Nafar, dan beberapa desa di
wilayah Aru lainnya, jika sudah ada waktu cukup.
“Kami baru bisa melayani desa-desa yang ada di pesisir. Minggu
besok, rencananya kami akan ke Desa Nafar, dan kami sedang mencari waktu yang
tepat untuk pergi ke desa Warialau dan desa Kumul, karena mereka telah
mengajukan permintaan kepada kami. Jika sudah ada waktu cukup, kami akan pergi
kesana.” Tutup Mailoa.
Terima kasih untuk Pak Johanes dan tim, kami menunggu
kunjungannya ke desa-desa lainnya yang masih sangat membutuhkan akses layanan perbankan.
(AI-01)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar